Jambi, Kabar berita live – Beberapa hari lalu viral berita di beberapa media online di Jambi terkait kedatangan sekelompok organisasi yang mengatasnamakan Perkumpulan Tertib dan Bangkit ke Polda Jambi. Berdasarkan berita yang beredar, kedatangan kelompok organisasi itu berencana untuk melaksanakan aksi unjuk rasa. Aksi unjuk rasa yang seyogyanya akan dilaksanakan oleh Perkumpulan Tertib dan Bangkit Jambi, Kamis (25/06/2024).
Akan tetapi dari informasi yang diterima kabar berita, kelompok tersebut diterima dengan baik dan diminta untuk bertemu langsung oleh pihak Polda untuk hearing. Wahyu salah satu yang hadir dalam acara itu saat dikonfirmasi menyampaikan hearing berjalan dengan baik dan pihak Polda Jambi bahkan mempersilahkan mereka untuk masuk untuk mendengarkan aspirasi Perkumpulan Tertib dan Bangkit Jambi
Dalam hearing tersebut disebutkan, Perkumpulan tertib dan bangkit Jambi menanyakan perkembangan tiga terduga pekerja minyak ilegal di daerah Bungku yang konon telah diamankan aparat kepolisian beberapa bulan yang lalu.
Dalam perkembangannya, ketiga pelaku disebutkan mencatut nama AG ( IK) yang diduga merupakan pemilik atau bos minyak ilegal di desa tersebut.
“Kita ketahui sejauh ini AG sudah sering kita dengar diduga bos minyak ilegal yang split tersentuh hukum. Kalau pihak kepolisian perlu membutuhkan data tambahan kita siap membantu, karena kita sudah mengantongi diduga nama – nama bos minyak ilegal di wilayah Jambi selain AG. Ke depannya akan ada rencana aksi unjuk rasa susulan terkait ilegal Driling di wilayah Jambi. Kami apresiasi kinerja pihak Krimsus Polda Jambi dalam pemberantasan ilegal Driling wilayah Jambi”, ujar mereka
Polda Jambi melalui AKP Dedi, berterima kasih kepada pihak-pihak yang sudah datang ke Polda Jambi dalam menyampaikan aspirasi terkait pemberantasan ilegal drilling di wilayah Jambi. “Disini kita sudah mengamankan tiga terduga para pekerja ilegal drilling. Dari keterangan tiga pelaku diduga mencatut atau menerangkan nama AG sebagai memberi perintah dalam kegiatan ilegal drilling di desa Bungku. Kita sudah melaksanakan pemangilan pertama dan kedua kepada AG tetapi tidak digubris sehingga kita akan memangil ke tiga lagi atau panggilan paksa. Diduga AG tidak diketahui keberadaannya, dirumahnya pun tidak ada lagi apakah karena berita yang sedang viral sehingga tidak diketahui keberadaannya”, ujarnya seperti dikutip dari release yang dikirim dan beberapa postingan media online (*).