Tanjabtim, Kabarberitajambi.

Hal tersebut di benarkan oleh pihak pelaku usaha SPBUN yang ada di Kuala jambi, * Sulaiman * selaku Menajer” ia mengatakan ” masih kewalahan dalam mengatur pembagian ke setiap Kelompok Nelayan yang ada di Kabupaten tanjabtim ini, yang terdiri dari 48 Ketua Kelompok Nelayan (KKN), dari 5 Kecamatan yaitu Kecamatan Sadu, Nipah Panjang, Muara sabak Timur, Kuala Jambi, dan Mendahara ilir.
Di katakan nya, sebenarnya para nelayan yang terdiri dari 48 kelompok tersebut, membutuhkan pasokan minyak sebanyak 4 000 000 liter pertahun, namun yang kami terima hanya 2 189 000 liter pertahun nya, berarti kami masih membutuh sekitaran kurang sedikit 2 000 000 liter lagi pertahun ucap nya,

Pak Didik Supriadi ST selaku Staf pejabat fungsional pengawas di instansi Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Tanjabtim, yang di sambangi oleh media ini mengatakan, bahwa apa yang di sampaikan oleh pelaku usaha itu memang benar ada nya, bahwa stok minyak untuk para nelayan yang ada di kabupaten tanjabtim ini masih sangat banyak kekurangan nya, bahkan sama banyak nya dengan apa yang di berikan atau di salurkan oleh pihak Pertamina dan BPH Migas untuk saat ini, Dari kebutuhan sebesar 4 juta liter pertahun nya, namun yang di terima hanya 2 jutaan liter pertahun nya,ucap nya,
Lanjut nya” Menajer SPBUN sering Menyampaikan kepada saya bahwa dalam keluhan nya,” Untuk saat ini sebenarnya kami dari pihak SPBUN sangat kewalahan mengatasi permintaan para Kelompok Nelayan yang sebanyak 48 Kelompok tersebut,. Karena mereka juga bingung (Ketua Kelompok Nelayan) dalam mengatasi para nelayan yang datang ke pangkalan nya, dengan meminta minyak untuk melaut, bahkan para nelayan dengan berat hati terpaksa harus membeli minyak ke para toke, yang harga minyak nya jauh dari harga yang kami berikan, tuturnya,.
Jadi kami dari instansi Dinas DKP Kabupaten Tanjabtim meminta kepada pihak Pertamina dan BPH Migas,agar dapat menambahkan Kuota Minyak Subsidier Kolektif ke Pangkalan SPBUN Kuala jambi, sehingga dapat memenuhi kebutuhan para Nelayan yang ada di Kabupaten Tanjabtim ini, sehingga para belayan tersebut tidak lagi membeli minyak untuk melaut, kepada para pengecer lain nya, dengan harga yang di luar jangkauan, tutup nya, “*Red*”.